JAKARTA - Ayam kesrut, atau yang dikenal dengan sebutan uyah asem, merupakan warisan kuliner khas Banyuwangi. Hidangan ini menonjolkan perpaduan rasa pedas, asam, dan segar yang khas.
Meski tampilannya sederhana, ayam kesrut menyimpan nilai sejarah dan budaya. Penelitian kuliner setempat menilai hidangan ini sebagai identitas khas daerah, bukan sekadar sajian rumah tangga.
Sejarah dan Asal-usul Ayam Kesrut
Menurut laman resmi Kabupaten Banyuwangi, ayam kesrut adalah masakan tradisional masyarakat Osing. Nama uyah asem merefleksikan karakter rasa yang dominan asin (uyah) dan asam.
Kata “kesrut” merujuk pada kebiasaan menyeruput kuahnya yang segar. Tradisi ini memberi pengalaman unik saat menyantap hidangan tersebut.
Sejak dua abad lalu, kuliner ini menjadi bagian tradisi masyarakat. Pada masa itu, uyah asem dan ketan urap hanya dimasak untuk acara khusus seperti syukuran panen, peresmian rumah adat, atau pendirian pondok sawah.
Uniknya, ayam kesrut erat kaitannya dengan tradisi gotong-royong yang disebut ngersoyo. Hidangan ini menjadi pelepas lelah bagi warga yang bekerja bersama, diiringi musik Angklung Paglak.
Karakteristik dan Bahan Dasar Ayam Kesrut
Ayam kesrut bukan sup santan atau berkuah kental. Kuahnya bening namun kaya rasa, memadukan asam, pedas, dan gurih kaldu ayam kampung.
Menurut jurnal “Analisis Originalitas Resep Ayam Kesrut Sebagai Kuliner Khas Banyuwangi” oleh Rudi Tri Handoko, resep autentik menggunakan ayam kampung muda, cabai merah, cabai rawit, ranti, dan belimbing wuluh. Setiap daerah bisa menambahkan bumbu atau teknik memasak yang berbeda sehingga tercipta ciri khas lokal.
Warung Legendaris Penyaji Ayam Kesrut
Bagi pecinta kuliner yang ingin mencicipi keaslian ayam kesrut, beberapa warung legendaris di Banyuwangi bisa dikunjungi. Hidangan di sini mempertahankan proses memasak tradisional dan rasa autentik.
Warung Ayam Kesrut Kanggo Riko telah berdiri sejak 1982. Karena cita rasa khas dan cara memasak tradisional, warung ini menjadi tujuan kuliner wajib di Banyuwangi.
Warung Godong di Watu Ulo, Rejosari, Kecamatan Glagah, menyajikan ayam kesrut kampung dengan suasana bersih dan nyaman. Sementara Waroeng Kemarang menonjolkan rasa asam dari belimbing wuluh yang berpadu dengan bawang merah, cabai, dan lengkuas.
Segmen legendaris lain adalah Sego Cawuk Bu Aini di Jalan RA Kartini yang buka sejak 1990-an. Sego Cawuk Mifta dan Resto Osing Deles juga menawarkan pengalaman kuliner autentik dengan ayam kesrut dan nuansa pedesaan khas Osing.
Resep Ayam Kesrut untuk Dicoba di Rumah
Bagi yang ingin merasakan citarasa autentik di rumah, resep ayam kesrut mudah diikuti. Hidangan ini tetap mempertahankan rasa pedas, asam, dan gurih khas Banyuwangi.
Bahan yang dibutuhkan meliputi tomat, cabai rawit, cabai besar, bawang merah, bawang putih, garam, gula pasir, merica bubuk, ayam, daun jeruk, belimbing wuluh, dan air. Haluskan bumbu hingga kental berwarna jingga kemerahan, lalu tumis sebelum memasukkan ayam.
Masak ayam hingga matang, kemudian tambahkan air secukupnya hingga mendidih. Masukkan belimbing wuluh dan daun jeruk, tambahkan cabai rawit, dan tunggu matang sekitar 15 menit sebelum disajikan.
Menikmati ayam kesrut berarti merasakan warisan kuliner yang kaya rempah dan budaya. Setiap suapan membawa sejarah, tradisi, dan kreativitas lokal yang terus hidup lintas generasi.