BEI Siapkan Tiga Perusahaan Lighthouse Untuk Dorong Pasar Modal Indonesia 2025

Kamis, 06 November 2025 | 14:32:57 WIB
BEI Siapkan Tiga Perusahaan Lighthouse Untuk Dorong Pasar Modal Indonesia 2025

JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat adanya tiga perusahaan yang masuk dalam pipeline penawaran umum perdana saham (IPO) dengan kategori mercusuar atau lighthouse. Keberadaan perusahaan ini diharapkan menjadi motor penggerak pasar modal domestik.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, menyebutkan hingga saat ini sudah terdapat 24 perusahaan yang resmi IPO dan tercatat di BEI. Terbaru, PT Pelayaran Jaya Hidup Baru Tbk. (PJHB) resmi melantai pada Kamis, 6 November 2025.

Selain itu, Nyoman menyebut masih ada 13 perusahaan lain yang sedang dalam pipeline IPO. Dari jumlah tersebut, tiga perusahaan termasuk kategori lighthouse, yaitu satu di sektor keuangan, satu infrastruktur, dan satu di sektor pertambangan.

Beberapa contoh IPO kategori lighthouse sebelumnya antara lain PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU), PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK), PT Yupi Indo Jelly Gum Tbk (YUMI), dan Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA). Kehadiran perusahaan-perusahaan ini menunjukkan daya tarik pasar modal Indonesia bagi investor.

Peran BUMN dalam Memperkuat Pasar Modal

Nyoman menekankan peluang perusahaan BUMN untuk masuk ke pipeline IPO, khususnya kategori lighthouse. BEI menjalin hubungan harmonis dengan pihak Kementerian BUMN, saat ini Danantara, untuk mendorong BUMN menjadi emiten strategis.

“Harapan Bursa, ada lighthouse-lighthouse yang nanti berasal dari state-owned enterprise,” ujarnya. Kontribusi BUMN diyakini dapat membantu pendalaman pasar modal sekaligus menambah jumlah emiten berkualitas.

Sebelumnya, Badan Pengelola Investasi Danantara Indonesia juga menargetkan BUMN beserta anak usahanya untuk melakukan IPO. Dari total 37 BUMN dan anak usaha yang tercatat di Bursa, 14 adalah BUMN dan 23 merupakan anak perusahaan pelat merah.

Jumlah ini tidak berubah sejak 2024 hingga kini, menunjukkan stabilitas dan kesiapan BUMN untuk mengambil peran strategis di pasar modal. Kehadiran BUMN dalam IPO juga akan memberikan sinyal positif bagi investor domestik dan mancanegara.

Strategi Investasi Danantara Indonesia

Chief Investment Officer (CIO) Danantara Indonesia, Pandu Sjahrir, menyatakan sovereign wealth fund ini akan mendukung pengembangan pasar modal Indonesia dari sisi penawaran maupun permintaan. Fokusnya adalah memastikan perusahaan-perusahaan di bawah Danantara siap menjadi emiten yang berkualitas.

“Dari sisi supply, memang kami ingin perusahaan-perusahaan yang ada dalam Danantara siap untuk masuk menjadi emiten yang baik di Bursa,” ujarnya pada Opening Ceremony dan Seminar Utama Capital Market Summit & Expo (CMSE) 2025, Gedung BEI, Jakarta, 17 Oktober 2025.

Sebagai catatan, BUMN terakhir yang listing di BEI adalah PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO), yang melantai pada 24 Februari 2023 dengan perolehan dana Rp9,06 triliun. Keberhasilan ini menjadi contoh bagaimana BUMN dapat mendorong pertumbuhan pasar modal melalui IPO.

Danantara Indonesia memastikan sebagian besar dana investasinya akan dialokasikan ke pasar modal domestik. Total rencana investasi mencapai US$10 miliar atau setara Rp165,8 triliun, dengan 80 persen dialokasikan untuk proyek dalam negeri.

Sisanya akan ditempatkan di luar negeri untuk diversifikasi portofolio. Dana ini akan digunakan pada pasar publik, obligasi, dan instrumen pasar modal lainnya, memperkuat likuiditas sekaligus meningkatkan jumlah emiten berkualitas di BEI.

Implikasi dan Prospek Pasar Modal

Kehadiran tiga calon emiten lighthouse memberikan peluang baru bagi pertumbuhan pasar modal Indonesia. Investor akan mendapatkan pilihan saham dari perusahaan besar dengan potensi stabil dan pertumbuhan jangka panjang.

Partisipasi BUMN dan anak usaha pelat merah diharapkan dapat memperluas basis investor domestik. Langkah ini juga memberikan kepastian bahwa pasar modal semakin matang dan lebih dalam.

Pipeline IPO yang solid menunjukkan optimisme pelaku pasar terhadap kondisi ekonomi nasional. Strategi ini sekaligus menjadi indikator kesiapan BEI untuk mendukung pertumbuhan korporasi besar, termasuk BUMN, agar bisa melantai secara efisien dan transparan.

Dengan langkah ini, BEI berupaya menegaskan perannya sebagai pusat perdagangan saham yang kompetitif. Investor pun mendapat kesempatan untuk berpartisipasi dalam perusahaan yang memiliki fundamental kuat dan prospek pertumbuhan jangka panjang.

Terkini