JAKARTA - Menjelang peringatan Hari Sumpah Pemuda, PT PLN Energi Primer Indonesia (EPI) menegaskan bahwa pasokan batu bara untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Timor-1 di Lifuleo, Kupang Barat, Nusa Tenggara Timur, berada dalam kondisi aman. Upaya ini menjadi bukti komitmen PLN dalam menjamin ketersediaan energi bagi masyarakat di kawasan terluar Indonesia.
Komisaris Utama PLN EPI, Nikson Silalahi, turun langsung memeriksa kesiapan pasokan energi primer untuk PLTU Timor-1. Ia memastikan ketersediaan batu bara tetap stabil agar pembangkit berkapasitas 2x50 MW tersebut bisa beroperasi optimal.
“Saya ingin memastikan langsung bahwa pasokan batubara untuk PLTU Timor-1 aman dan mencukupi,” ujar Nikson pada Senin, 27 Oktober 2025. Pernyataannya menegaskan keseriusan PLN EPI dalam menjaga keandalan pasokan energi nasional.
PLTU Timor-1 menggunakan teknologi Circulating Fluidized Bed (CFB) Boiler dengan kapasitas total 100 MW di atas lahan seluas 34 hektare. Pembangkit ini menjadi tulang punggung sistem kelistrikan di Nusa Tenggara Timur yang kini makin vital bagi kehidupan masyarakat.
Nikson menilai, keberadaan PLTU Timor-1 bukan sekadar proyek infrastruktur energi, melainkan bagian dari pelayanan nyata PLN kepada bangsa. Ia menyampaikan apresiasi kepada para pekerja yang terus menjaga keandalan pasokan listrik meski menghadapi berbagai tantangan di lapangan.
“Tugas di sini bukan semata pekerjaan, melainkan bagian dari pelayanan kita kepada bangsa. Apalagi di masa pemerintahan Presiden Prabowo saat ini, pemerintah menaruh perhatian besar pada ketahanan energi. Dan garda terdepannya adalah Bapak-Ibu semua,” ujar Nikson.
Kesiapan Lapangan dan Dukungan Penuh untuk Ketahanan Energi
Team Leader Energi Primer PLN UPK Timor UIW NTT, Yayak Triasdian, menegaskan bahwa stok batu bara di PLTU Timor-1 dalam kondisi cukup dan aman. Dengan pasokan yang stabil, sistem kelistrikan di wilayah NTT dapat terus beroperasi tanpa gangguan.
“Persediaan batu bara di PLTU Timor-1 aman dan mencukupi, sehingga operasional pembangkit dapat berjalan optimal dalam menjaga keandalan sistem kelistrikan di wilayah Nusa Tenggara Timur,” kata Yayak. Ia memastikan seluruh tim tetap siaga menjaga keberlangsungan suplai energi.
Yayak juga menyampaikan apresiasi atas kunjungan Komisaris Utama PLN EPI. Menurutnya, kehadiran pimpinan perusahaan memberikan semangat baru bagi para pekerja di lapangan yang selama ini bekerja penuh dedikasi menjaga pasokan listrik.
“Kami sangat mengapresiasi kunjungan Pak Komisaris Utama yang memberikan motivasi dan apresiasi kepada seluruh pekerja atas dedikasi mereka menjaga pasokan energi dan keandalan sistem kelistrikan di NTT,” ujar Yayak.
Kunjungan ini menunjukkan perhatian serius PLN EPI terhadap para pekerja di daerah. Selain memastikan keandalan pasokan energi, PLN juga berkomitmen meningkatkan kesejahteraan dan keselamatan kerja seluruh tim di lapangan.
Langkah tersebut sejalan dengan upaya PLN memperkuat ketahanan energi nasional, terutama di daerah terpencil yang menjadi bagian penting dari rantai pasok listrik nasional. Ketersediaan listrik yang andal menjadi modal utama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.
Transformasi Bioenergi Menuju Transisi Energi Hijau 2030
Tidak hanya menjaga pasokan batu bara, PLN EPI juga memperluas fokusnya ke pengembangan energi bersih. Melalui pengukuhan bioenergi sebagai pilar baru, perusahaan ini menegaskan komitmennya terhadap transisi energi hijau guna mencapai target Net Zero Emission tahun 2060.
Direktur Utama PLN EPI, Rakhmad Dewanto, menjelaskan bahwa langkah ini bertujuan memperluas cakupan kerja dari sekadar pemanfaatan limbah biomassa menjadi pengembangan ekosistem energi hijau yang terintegrasi. Menurutnya, perubahan ini menandai era baru dalam pengelolaan energi berkelanjutan.
“Pergeseran biomassa ke bioenergi cukup strategis. Biomassa selama ini dikonotasikan dengan limbah dan deforestasi. Dengan nama baru, kita ingin menegaskan bahwa cita-cita kita bukan hanya mengumpulkan limbah dan membakarnya, tetapi mengeksplorasi potensi bioenergi yang jauh lebih luas seperti biogas, hidrogen hijau, hingga kemitraan dengan desa dan industri,” tutur Rakhmad pada Minggu, 12 Oktober 2025.
Dalam roadmap pengembangan yang telah disusun, PLN EPI menargetkan penyediaan 10 juta ton biomassa dan 2.957 BBTU biogas hingga tahun 2030. Selain itu, PLN EPI juga akan mendorong dedieselisasi sebesar 16,2 MW di berbagai wilayah Indonesia.
Langkah ini diharapkan dapat menurunkan emisi karbon hingga 12–14 juta ton CO₂eq. Angka tersebut setara dengan 3–4 persen dari kontribusi sektor ketenagalistrikan terhadap target Enhanced Nationally Determined Contribution (ENDC) tahun 2030.
Bioenergi Jadi Pilar Baru Ketahanan dan Kemandirian Energi Nasional
Direktur Biomassa PLN EPI, Hokkop Situngkir, mengungkapkan bahwa penguatan sektor bioenergi muncul dari hasil evaluasi terhadap capaian biomassa selama tiga tahun terakhir. Menurutnya, potensi bioenergi di Indonesia sangat besar dan dapat memberikan nilai ekonomi sekaligus lingkungan.
Ia mencontohkan, pelet kayu di Indonesia saat ini digunakan sebagai bahan cofiring pembangkit listrik. Namun di luar negeri, bahan yang sama dimanfaatkan untuk pemanas rumah tangga dan industri kuliner yang ramah lingkungan.
“PLN EPI telah memasok hingga 1,6 juta ton biomassa, jumlah terbesar di antara korporasi sejenis. Namun untuk melangkah lebih jauh, kita butuh rebranding agar semangat baru tumbuh. Bioenergi bukan hanya soal limbah, tapi energi hijau yang bersih, modern, dan siap pakai. Dengan cara pandang baru, bioenergi harus diposisikan sejajar dengan batu bara dan gas, bukan sekadar limbah,” ungkap Hokkop.
Sebagai bagian dari transformasi ini, PLN EPI juga menyiapkan langkah besar dengan mengoptimalkan lahan kritis di seluruh Indonesia. Sekitar 1,7 juta hektare dari total 14 juta hektare lahan akan diubah menjadi kawasan hijau produktif berbasis pertanian terpadu untuk mendukung ekosistem biomassa nasional.
Selain pengembangan biomassa, PLN EPI juga mendorong proyek berbasis biogas dan waste-to-energy melalui kemitraan dengan koperasi dan sektor perkebunan. Program ini diharapkan mampu menjawab kebutuhan listrik pedesaan sekaligus mengurangi emisi karbon.
Dengan strategi baru ini, PLN EPI tidak hanya menjadi penyedia energi primer, tetapi juga penggerak solusi energi hijau yang berkelanjutan. Transformasi ini menunjukkan bahwa perusahaan siap menjadi bagian penting dalam membangun kedaulatan energi nasional sekaligus memperkuat agenda keberlanjutan global.
“Potensinya luar biasa. Jika ekosistemnya dipersiapkan dengan baik, angka 10 juta ton pasokan bioenergi bukan mustahil tercapai. Kuncinya ada pada keberanian kita mengubah cara pandang dan menjadikan bioenergi sebagai motor transisi energi Indonesia,” tambah Hokkop.
Langkah ini menjadi bukti nyata komitmen PLN EPI dalam menghadirkan energi yang bersih, modern, dan berdaya saing. Dengan pengelolaan yang berkelanjutan, bioenergi akan menjadi salah satu tumpuan utama menuju kemandirian energi Indonesia di masa depan.
Dari pengamanan pasokan batu bara di PLTU Timor-1 hingga ekspansi pengembangan bioenergi nasional, PLN EPI menunjukkan arah baru transformasi energi Indonesia. Upaya ini tidak hanya menjamin ketersediaan listrik bagi masyarakat, tetapi juga menyiapkan fondasi kuat bagi masa depan energi hijau yang berkelanjutan.
Komitmen PLN EPI mencerminkan tekad Indonesia untuk terus melangkah menuju kedaulatan energi yang merata dan ramah lingkungan. Dengan semangat baru menuju 2030, perusahaan ini siap membawa perubahan besar bagi negeri dari timur hingga barat Nusantara.